Si Udeng waktu itu cerita pas malam-malam gelap di bawah sinar
rembulan purnama dan auman serigala. Waktu itu malam jumat kliwon,
suasana dingin dan suram banget. Bulu kuduk kami merinding saat Udeng
menyalakan senter ke wajahnya yang ia sinari dari bawah dagu. Bukan
apa-apa, senter itu terangnya minta ampun hingga kotoran dalem hidungnya
terlihat jelas, belum lagi bulu-bulu hidung yang pada tekor, ngelanggar
batasan wilayah antara kumis dan dua lubang hidung. Itu yang kami
takutin, ngeri lihatnya!
Dengan senter yang masih menyinari wajahnya, ia berbisik lirih, “mau
tahu rahasia Omen?” wajahnya mendramatisir, mata menyipit, hidung
membengkak.
Kami tersergap rasa penasaran dan rasa ngeri. Kami serentak
mengangguk dan memfokuskan perhatian pada orang berambut kribo ini. Lalu
wajahnya kembali berekspresi seolah sedang baca puisi tentang seorang
arwah penasaran yang gentayangan dan akan balas dendam. Hiii..
“Si Omen malu-maluin gua banget. Gua pernah lihat kebiasaan jeleknya!”
“Ah, kan semua kebiasaannya jelek” protes Said.
“Ini yang paling jelek!”
“Apa sih?” saya penasaran.
“Kemaren, waktu dia ngambek gara-gara gak kebagian lollipop, dia pergi..
kebetulan pas gua mau ke warung beli pembalut, gua lihat dia lagi
jongkok sendirian di belakang rumah samping kontrakan!” mata Udeng
melotot terlalu semangat cerita.
“Ngapain?”
“Nah, pas di intip..” sekarang matanya menyipit, tarik nafas, dan melotot lagi “Dia lagi ngacak-ngacak sepiteng orang!”
“Ngacak-ngacak?”
“Iya.. Kebetulan sepitengnya cuman ditutup kayu-kayu sama triplek. Kayu
dan triplek ini di acak-acak, isi sepitengnya di aduk-aduk pake sebilah
bambu, terus Omen ambil sekop, kumpulan tinjanya diambil, di berantakin
dimana-mana”
(Mau buat pupuk kali ya?)
“Besoknya, yang punya rumah marah-marah ke rumah. Lemparin piring,
gelas, sapu, sampah, panci, wajan, soto, rendang, sayur, ayam goreng,
nasi juga buat sarapan, dan yang paling berharga ibu-ibu itu lemparin
uang sama emasnya! Yah, lumayan buat modal malam mingguan..” wajah Udeng
berubah bersei-seri.
“Berarti si Omen doyan tai dong?”
“Ia kali, gua sih gak peduli. Kan lumayan kalau ibu-ibu marah-marah
lagi, dapet makanan, sampah, peralatan dapur, duit juga. Jadi sesering
mungkin gua bakal bikin Omen ngambek lagi, biar dia ngacak-ngacak
sepiteng lagi” sekarang wajahnya berubah licik.
“Gua gak percaya ah! itu cuman akal-akalan lu.” Protes saya, sebagai penggemarnya saya harus membela.
Mulai dari malam itu, anak-anak kecuali saya percaya sekarang Omen
punya kelainan. Sebagai teman yang baik, kami gak berusaha jaga jarak
dan jijik kalau ketemu dia. Dan sebagai penggemarnya, saya suka kasih
tabloid khusus kesehatan dan kebersihan lingkungan, meskipun Omen gak
pernah baca tabloidnya dan gak ngerti maksudnya, tapi saya selalu paksa
dia buat baca!
Beberapa hari itu Omen selalu murung. Kerjaannya cuman ngelus-elusin
kepala anjing peliharaannya sebelum dan setelah berangkat kerja. Ia
terlihat begitu lemas dan lesu tak bersemangat, beberapa hari itu pula
Omen gak pernah bicara sama siapapun di antara kami, teman-temannya.
Yang saya takutin, Omen marah sama kami karena udah gossipin dia dari
belakang secara sembunyi-sembunyi. Apa mungkin dia sakit hati? Seinget
saya, dia gak pernah marah kalau cuman persoalan gini doang. Malah waktu
Omen di gossipin punya hubungan sama anjingnya dia malah cuek dan cuman
bilang, “No comment”. Padahal dia sendiri gak tahu apa artinya, katanya
sih ngikutin aktris-aktris yang bilang no comment di acara gossip di
televisi, biar kelihatan keren (Omen optimis berpikir kalau dia aktris).
Di gossipin temen-temen adalah kebanggaan buatnya. Tanda ke-exis-an.
Terus apa sebenernya yang membuat Omen murung? Akhirnya setelah saya
baca komik Detektif Konan, saya memberanikan diri untuk menyelidiki
kasus itu. Tapi masalahnya saya gak pernah punya jubah dan topi yang
bisa di bolak-balik depan-belakang! Sial!
Lalu…
“Mamah, lihat ada Superman cewek!”
“Kalau perempuan namanya bukan Superman nak, harusnya Superwoman… Hus!
sanah pergi! Jangan ganggu anak saya, dasar orang gila!” ibu itu ngusir
seorang cewek yang pake sepatu boot, celana pendek, kaos lengan panjang,
topi jerami, ikat kepala khas pejuang kemerdekaan, topeng berbulu
khusus buat bagian mata, dan sarung yang diikat ke leher (ceritanya itu
jubah).
“Saya bukan Superwoman bu! saya detektif, gimana sih.. masa sekeren gini di sebut orang gila pula!”
Lalu saya pergi boseh sepeda nunggu Omen di tempat kerjanya. Kali aja
disini ada petunjuk. Dan akhirnya setelah beberapa jam sembunyi di
semak-semak, Omen keluar. Dari langkahnya, gak ada yang mencurigakan.
Seperti biasa dia jalan ke arah jalan raya dan nunggu angkot buat pulang
ke rumah Udeng. Begitu angkot lewat, Omen langsung naik. Bodohnya, saya
lupa kenapa saya bawa sepeda, mana bisa kejar angkot pakai sepeda? Ah
sial!!
Saya gak menyerah, dengan bersusah payah kaki ini terus memboseh.
Sampai-sampai topi jerami yang saya curi dari rumah pengemis terbang.
Tapi gak membuat kaki ini berhenti memboseh! terus, terus dan terus
memboseh. Padahal waktu itu saya baru sembuh dari encok setelah beberapa
kali ikut kelas terapi pijat Mak Enok. Itu lho, yang suka bilang
“tingali tah!” sambil memamerkan perhiasan di tangannya, suka muncul di
acara salah satu televisi yang banyak sinetronnya. (Sinetron = si miskin
ketemu si kaya, jatuh cinta, gak di restuin, di penjara, eh ternyata si
miskin kaya dan si kaya miskin, baru deh di restuin, masuk rumah sakit,
di penjara lagi, makan malam, married, punya anak, anaknya ketuker,
sakit lagi, dan gitu seterusnya!)
Lalu saya melewati taman, dan kehilangan jejak Omen. Ah tidak!
“Mah lihat, Superman cewek tadi ada lagi. Kok malah bawa sepeda, kan harusnya terbang?”
“Itu orang gila sayang, ayo ah pulang..” ibu itu cepet-cepet gendong dan bawa masuk anaknya ke mobil lalu pergi.
Yah.. meski disebut Superman gila untuk saat itu saya gak peduli. Yang penting adalah jejak Omen.
Akhirnya keajaiban datang! sepeda saya maju secepat kilat menyusul
kendaraan lain yang ada di depan. Orang-orang begitu takjub dan terpana
melihat saya. Jubah (sarung) ini berkibar dengan gagahnya di angkasa
malam, mata saya picingkan tegas ke depan, “Tunggu gua Men.” Rasanya,
saya memang cocok jadi detektif. Lalu tiba-tiba..
“Woy! Ngapain lu di belakang mobil? Saya mau angkut sayuran tau! sono turun-turun!”
Akhirnya lagi, keajaiban itu hilang sekejap. Mobil L300 itu pergi dan
saya harus boseh lagi sepedanya. Tapi beruntung, ini sudah dekat dengan
rumah Udeng. Dari kejauhan saya lihat Omen lagi ngobrol di depan warteg
dengan seseorang. Dan saya hanya bisa mengawasinya dari jauh di seberang
jalan. Seperti cara sembunyi tadi di tempat kerja Omen, saya memilih
semak-semak lagi sebagai lokasi persembunyian dan pengintaian. Lalu tak
jauh dari situ Omen pergi sendiri ke pekarangan rumah tetangga yang di
ceritain Udeng waktu malam jumat kliwon itu.
Tapi malam begitu larut, saya terbawa suasana oleh posisi yang
nyaman. Di tambah lagi Omen yang masih diam berdiri sendiri di belakang
rumah itu hingga membuat saya bosan melihatnya dan, zzzZZzz… ( Sorry gak
ngiler).
“Neng, bangun neng.. kenapa tidur di semak-semak?”
Saya tersentak dari mimpi melihat Omen makan tinja, di mimpi tadi mau
muntah, tapi gak jadi gara-gara ada suara orang manggil-manggil. Segera
saya masuk ke alam sadar dan ngucek-ngucek mata. Gak lupa nguap,
“Huuaaii”.Terus yang bangunin saya tutup hidung.
“Buset dah bau amat neng”
“Nong nang nong neng!! nama gua bukan neng!”
“Eh bego lu Mil? Ngapain tidur di sini, mana pakean kayak orang gila lagi? Wah ini kan sarung gua!”
“Hehehe”
Lalu saya yang ketiduran dan Udeng yang pulang abis kencan balik ke
markas (rumah Udeng). Berhubung ini udah jam 2 dini hari, kami cuma bisa
berharap Omen yang ada di markas bisa di bangunin buat bukain pintu.
Tok tok tok tok tok tok, “Men, buka pintu!”
Tok tok tok!! dukg dukk! tok tok!!!
“Men bukaaa…!!”
Terus setelah beberapa kali ketok ketok pintu dan jendela, suara langkah
kaki terdengar dari dalam. “Nah, pasti Omen!” sahut saya.
Ckklkk..
Berdiri seorang laki-laki dengan wajah garang, rambut kusut tanpa arah, jalannya sempoyongan, dan matanya merah!
“Men lu mabok ya?”
Omen gak menjawab sepatah kata pun, ia malah melotot melihat kami berdua
dengan mata merahnya dan posisi berdiri miring kayak iklan Mizone.
“Woy? Wah bener nih Deng, si Omen mabok”
Omen kayaknya gak denger apa yang kami omongin. Dia malah asyik
ngucek-ngucek matanya yang merah. Terus Omen nyengir dan, “APAAN TUH?”
Di sela-sela giginya banyak benda warna kuning nempel! ih, apaan coba? Dan pas dia nguap di depan muka kami,
“HHUAAIIAHH!!”
HAH! bau banget, kayak bau sepiteng.
“Wah bener-bener nih anak, beneran dia mabok Mil!” ungkap Udeng.
“Mabok apaan? Nyampe bau sepiteng kayak gini?”
“Ya berarti mabok tai. Tuh lihat giginya pada kuning, matanya merah,
jalan sempoyongan gitu, nafasnya bau sepiteng. Ya mabok apalagi kalau
bukan mabok tai?”
(Padahal abis makan opor ayam kuning di warteg tadi, tidur gak gosok
gigi. Mata merah dan jalan sempoyongan karena masih linglung baru bangun
tidur. Kalau masalah nafas bau sepiteng gak tau ya.. udah bawaan kali.)
Terakhir saya lihat Omen Meen emang dia lagi ada di belakang rumah
tetangga itu, yang kata Udeng suka di acak-acak sepitengnya sama Omen.
Yah, berarti bener kalau Omen punya kelainan yang akut.
Mulai dari malam itulah akhirnya saya percaya kalau Omen doyan tinja.. Omen Omen, sungguh malang nasib mu..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular Posts
-
MID SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X 90 MENIT A. Pilihlah Jawaban Yang Paling Benar! 1. Aturan-aturan rumah tangga untu...
-
Spektrum Gelombang Elektromagnetik Diposkan oleh Asaz di 6:25 AM Spektrum adalah sebuah kata lain yang berarti “hantu” ...
-
Fungsi dan Kegunaan Gelombang Elektromagnetik Kegunaan Gelombang Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang ya...
-
sekolah ku smp 1 girsang sipangan bolon saya senang sekolah di sana karna saya selalu suka pepohonan dan ke hijauan karna ubolondara yan...
-
Pengertian elektromagnetik Elektromagnet merupakan sejenis magnet yang dibuat dengan cara melilitkan kawat pada suatu logam konduktor ...
-
Cerita Lucu - Dalam Hidup didunia ini pastilah kita membutuhkan sebuah hiburan untuk mengendurkan semua peregangan sel sel otak yang sud...
-
lingkungan sekolah sangat hijau o tetapi ada orang yg jahil "like my friend tb" dia selalu menyuruh saya untuk melakukan apa yg...
-
Radiasi elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan medan magnet yang berosilasi dan merambat lewat ruang dan membawa energi dar...
0 komentar:
Posting Komentar